Padangsidimpuan,
22 Agustus 2015
Dalam
kata, kuungkap salam
Dalam
surat, kutitip rasa
Teruntuk
dirimu kekasih jiwa
Yang
jauh dari pelupuk mata
Apa
kabarmu di ujung bumi sana, sayang?
Masihkan
sosokku menjadi alasan rindumu?
Ataukah
ada jiwa lain yang mengusirku dari hatimu?
Dan,
aku berharap itu tidak akan pernah terjadi antara kita.
Kasih...
Dua
belas bulan lamanya kita tak bersua
Dua
belas bulan jua kita tak saling memeluk
Aku
rindu hadirmu seperti dahulu kala
Aku
rindu kecupanmu mendarat di keningku
Kasih...
Aku
paham alasan perpisahan kita
Aku
mengerti betul kenapa kamu memilih pergi ke kota asing
Itu
semua hanya karena mimpi-mimpi yang telah kita bangun
Mimpi
yang telah kita sirami dengan cinta yang murni
Kasih...
Aku
masih ingat pada semua janji suci yang kita lontarkan
Janji
yang hingga hari ini aku genggam; sangat erat
Setia
memeluk bayangmu dalam kesepian; kerinduan
Adalah
kunci utama mengikat hati dan perasaan
Kasih...
Aku
akan selalu menunggu kedatanganmu; meski hening mencekam
Akan
aku jaga seutuhnya apa yang telah kita tanam selama ini
Mimpi,
cinta dan harap akan selalu aku pupuk
Menanti
waktu pertemuan indah kita
Kasih...
Di
senja ini aku menyingkap yang terselubung di dalam hati
Di
senja ini kusampaikan pada angin tentang cintaku
Agar
ia membawa genangan rinduku pada wadahnya
Yaitu
kamu yang jauh di sana; namun dekat di nadiku
Aku
mengasihimu dengan segenap rasaku,
salam
sayang beserta rinduku hanya untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar